SUARA/KATA HATI
Dengarkan Rasa/Suara/Kata hatimu...
Kendati memang hati adalah rahasia ilahi (Gaib), tetapi saya yakin, sesungguhnya hati adalah juga “pintu” kita dalam memahami segala sesuatu yang telah di Firmankan oleh Tuhan, dan bahkan sebenarnya “pintu rahasia” menuju sumber-sumber pengetahuan hakiki. Yang menjadi masalah kita sesungguhnya adalah, kita sering sekali tidak mendengarkan suara-suara (Kata) yang dicetuskan hati kita. Kita menjadi “tuli” dan tak mengenalnya. Ia menjadi “seseorang” yang berbeda, bahkan melawan kita. Barangkali kita memang belum berhasil membangun hubungan yang baik antara Diri kita dengan “suara-suara (kata) Hati/Nurani” kita. Saya pernah mendengar,,, beberapa ulama dan alim di zaman dulu sering melakukan “puasa bicara” agar ia mampu “mendengar dengan jelas” bisikan-bisikan pengetahuan dan kebijakan yang keluar dari “Firman Tuhan” (Suara/Kata ilahi).
Kini Sudah Saatnya saudara-saudariku untuk lebih serius mendengar suara/kata itu, sebelum terlambat. Karena kadang ia memberitahu kita akan adanya sesuatu yang masih misteri bagi kita. Kadang ia mengingatkan kita agar “istighfar” ketika tak sadar kita melakukan hal-hal yang tidak benar. Kadang ia mengajari kita memaknai berbagai peristiwa yang gaib. Tapi kadang ia seperti melawan kita, atau mengkhianati kita. Karena itu, kita mesti belajar “bersahabat” dengannya, sehingga ia menjadi “sahabat baik kita”. Kita perlu mempelajari suara-suara/kata apa yang disampaikan “alam nurani” kita ini. Saya berani meyakinkan, disitulah bermuara semua pengetahuan kita, semua pengalaman kita, qitab/firman Tuhan, bahkan semua pemahaman atas/bawah sadar kita. Bukan di “otak”, tapi di hati itulah ia berada. Ia akan tetap hidup bahkan saat kita meninggalkan alam fana ini. Bahkan saya yakin juga, disanalah sesungguhnya pintu “pengetahuan hakiki” yg kita masuki. Walau kita belum tahu cara membukanya. Karena itu... Haruslah bersabar Dan meng Ikhlaskan diri daripada melakukan urusanmu seharian...
Dengarkan Rasa/Suara/Kata hatimu...
Kendati memang hati adalah rahasia ilahi (Gaib), tetapi saya yakin, sesungguhnya hati adalah juga “pintu” kita dalam memahami segala sesuatu yang telah di Firmankan oleh Tuhan, dan bahkan sebenarnya “pintu rahasia” menuju sumber-sumber pengetahuan hakiki. Yang menjadi masalah kita sesungguhnya adalah, kita sering sekali tidak mendengarkan suara-suara (Kata) yang dicetuskan hati kita. Kita menjadi “tuli” dan tak mengenalnya. Ia menjadi “seseorang” yang berbeda, bahkan melawan kita. Barangkali kita memang belum berhasil membangun hubungan yang baik antara Diri kita dengan “suara-suara (kata) Hati/Nurani” kita. Saya pernah mendengar,,, beberapa ulama dan alim di zaman dulu sering melakukan “puasa bicara” agar ia mampu “mendengar dengan jelas” bisikan-bisikan pengetahuan dan kebijakan yang keluar dari “Firman Tuhan” (Suara/Kata ilahi).
Kini Sudah Saatnya saudara-saudariku untuk lebih serius mendengar suara/kata itu, sebelum terlambat. Karena kadang ia memberitahu kita akan adanya sesuatu yang masih misteri bagi kita. Kadang ia mengingatkan kita agar “istighfar” ketika tak sadar kita melakukan hal-hal yang tidak benar. Kadang ia mengajari kita memaknai berbagai peristiwa yang gaib. Tapi kadang ia seperti melawan kita, atau mengkhianati kita. Karena itu, kita mesti belajar “bersahabat” dengannya, sehingga ia menjadi “sahabat baik kita”. Kita perlu mempelajari suara-suara/kata apa yang disampaikan “alam nurani” kita ini. Saya berani meyakinkan, disitulah bermuara semua pengetahuan kita, semua pengalaman kita, qitab/firman Tuhan, bahkan semua pemahaman atas/bawah sadar kita. Bukan di “otak”, tapi di hati itulah ia berada. Ia akan tetap hidup bahkan saat kita meninggalkan alam fana ini. Bahkan saya yakin juga, disanalah sesungguhnya pintu “pengetahuan hakiki” yg kita masuki. Walau kita belum tahu cara membukanya. Karena itu... Haruslah bersabar Dan meng Ikhlaskan diri daripada melakukan urusanmu seharian...